Jumat, 18 Maret 2011

thumbnail

Bagaimana Seharusnya Menyambut Komuni Kudus?

Dalam Ekaristi Kudus kita menyambutTubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Yesus Kristus Sendiri

EKARISTI

Mendatangkan bagi kita rahmat-rahmat berharga yang tak terbilang banyaknya.
Suatu perjumpaan akrab mesra dengan Kristus.
Mempererat persatuan dengan Gereja, mempersatukan kita secara lebih penuh ke dalam Kristus. Kita secara sakramental menyambut-Nya masuk ke dalam tubuh kita, agar kita dapat terlebih lagi dilebur dalam Dia.
Memperkuat individu sebab Ekaristi adalah Yesus Sendiri, Sabda yang menjadi manusia.
Mengampuni dosa-dosa ringan kita dan memberikan kepada kita kekuatan untuk menangkal dosa berat.
Adalah sarana utama kehidupan kekal. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yohanes 6:53-56).


BEBERAPA PERSYARATAN SEBELUM MENYAMBUT KOMUNI

1. Kita harus berada dalam keadaan rahmat.

“Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan” (1 Korintus 11:27).

Dosa berat adalah dosa yang materinya berat dan yang dilakukan secara sukarela dengan pengetahuan penuh akan kesalahan besar tersebut. (Materi berat misalnya: pembunuhan, melakukan atau berperan serta dalam tindak aborsi, perbuatan homoseksual, mengadakan hubungan seksual di luar perkawinan atau berada dalam suatu perkawinan yang tidak sah, dengan sengaja menikmati pemikiran-pemikiran yang tidak murni).

Terkadang, umat Katolik yang berada dalam keadaan dosa berat, karena kebiasaan atau takut mendapat malu, memilih untuk tetap maju dan menghinakan Tuhan daripada tinggal duduk di bangkunya. Iman Gereja awali mengenai hal ini diungkapkan dalam Didaché, ditulis sekitar tahun 70M, yang mengatakan, “Barangsiapa kudus (dalam keadaan rahmat), biarlah ia datang. Barangsiapa tidak, biarlah ia bertobat.”

2. Kita harus sudah mengaku dosa sejak dosa berat kita yang terakhir.

Didaché memberikan kesaksian akan praktek Gereja awali ini. “Tetapi, pertama-tama akukanlah dosa-dosamu, agar kurbanmu murni.”

Kitab Hukum Kanonik menyatakan bahwa hal yang sama berlaku pada masa kini. “Yang sadar berdosa berat, tanpa sambut Sakramen Pengakuan sebelumnya, jangan menyambut Tubuh Tuhan.”

3. Kita wajib percaya akan transsubstansiasi.

“Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Korintus 11:29).

4. Kita wajib berpuasa Ekaristis.

Barangsiapa hendak menyambut Ekaristi Mahakudus wajib berpuasa makanan ataupun minuman, terkecuali air putih dan obat, selama sekurang-kurangnya satu jam sebelum Komuni Kudus.

5. Kita wajib sudah menerima Komuni Pertama.

6. Kita wajib tidak berada di bawah suatu hukuman gerejani, misalnya ekskomunikasi.

Mereka yang berada dalam ekskomunikasi dan mereka lainnya yang bersikeras tinggal dalam dosa berat tidak diperkenankan menyambut Komuni Kudus. Kita secara otomatis mendatangkan ekskomunikasi atas diri kita sendiri apabila kita melakukan atau berperan serta dalam aborsi.


APABILA SEMUA PERSYARATAN TERPENUHI, PATUTLAH KITA MENYAMBUT KOMUNI KUDUS SESERING MUNGKIN

Komuni di Lidah

Ketika memberikan Tubuh Kristus kepada seorang yang hendak menyambut, pelayan mengunjukkan Hosti di atas sibori seraya mengatakan, “Tubuh Kristus.”

Cara yang paling dianjurkan dalam menyambut Komuni Kudus adalah di lidah. Supaya imam dapat melayani Komuni, hendaknya kita menjulurkan lidah cukup jauh agar imam dapat dengan hormat menempatkan Hosti di atas lidah tanpa harus memasukkan jari-jarinya ke dalam mulut kita.

Komuni di Tangan

Kita datang, menumpangkan tangan kiri di atas tangan kanan kita dalam bentuk salib (saling bersilang), dan dengan telapak tangan terbuka kita menerima Tubuh Kristus seraya menjawab, “Amin.” Kemudian kita mengambil satu langkah ke samping, masih menghadap altar, memungut Hosti Kudus dengan jemari tangan kanan dan menempatkan Hosti dengan hormat di lidah. Lalu, dengan kedua tangan dikatupkan di depan dada kita kembali ke bangku.

Akhirnya, ucapkanlah syukur secara pantas. Setelah menyambut Yesus masuk ke dalam tubuhnya sendiri dan terlebih lagi dilebur dalam Dia, bagaimana mungkin orang dapat melakukan kurang dari itu?

sumber : “How Do I Receive the Eucharist?” by Father Peffley; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments